A.Pengertian
Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang
banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data
masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Istilah pengolahan
citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua
dimensi dengan komputer. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan
citra digital juga mencakup semua data dua dimensi. Citra digital adalah
barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit
tertentu.
Umumnya citra digital berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar
(pada beberapa sistem pencitraan ada pula yang berbentuk segienam) yang
memiliki lebar dan tinggi tertentu. Ukuran ini biasanya dinyatakan dalam
banyaknya titik atau piksel sehingga ukuran citra selalu bernilai
bulat. Setiap titik memiliki koordinat sesuai posisinya dalam citra.
Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat positif, yang
dapat dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan.
Setiap titik juga memiliki nilai berupa angka digital yang
merepresentasikan informasi yang diwakili oleh titik tersebut.
Format data citra digital berhubungan erat dengan warna. Pada
kebanyakan kasus, terutama untuk keperluan penampilan secara visual,
nilai data digital merepresentasikan warna dari citra yang diolah.
Format citra digital yang banyak dipakai adalah Citra Biner (monokrom),
Citra Skala Keabuan ( gray scale ), Citra Warna ( true color ), dan
Citra Warna Berindeks.
1. Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu
cahaya sempurna (berwarna putih). Nilai warna ditentukan oleh
tingkat kecerahan maupun kesuraman warna. Nilai ini dipengaruhi oleh
penambahan putih ataupun hitam.
Penelitian memperlihatkan bahwa kombinasi warna yang memberikan
rentang paling lebar adalah red (R), green (G) dan blue (B). Ketiga
warna tersebut merupakan warna pokok yang biasa disebut RGB.
Warna lain dapat diperoleh dengan mencampurkan ketiga warna pokok
tersebut dengan perbandingan tertentu. Setiap warna pokok
mempunyai intensitas sendiri dengan nilai maksimum 255 (8-bit).
Misal warna kuning merupakan kombinasi warna merah dan hijau
sehingga nilai RGB: 255 255 0.
RGB disebut juga ruang warna yang dapat divisualisasikan sebagai
sebuah kubus seperti gambar 2.4, dengan tiga sumbunya yang mewakili
komponen warna merah (red) R, hijau (green) G, biru (blue) B.
Salah satu pojok alasnya yang Sistem Klasifikasi Jenis dan
Kematangan Buah Tomat Berdasarkan Bentuk dan Ukuran serta Warna
Permukaan Kulit Buah Berbasis Pengolahan Citra Digital berlawanan
menyatakan warna hitam ketika R = G = B = 0, sedangkan pojok
atasnya yang berlawanan menyatakan warna putih ketika R= G= B= 255 (
sistem warna 8 bit bagi setiap komponennya ).
Pada gambar 2.5 di atas, garis diagonal ruang menyatakan
warna grayscale, yakni warna-warna piksel dalam rentang gradasi warna
hitam dan putih yang dapat diperoleh dengan mengalikan ketiga
komponen warna pokok merah, hijau dan biru dengan suatu koefisien
yang jumlahnya satu.
2.Citra Biner (Binary Image)
Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai
dua nilai derajat keabuan yaitu hitam dan putih. Alasan masih
digunakannya citra biner dalam pengolahan citra digital hingga
saat ini adalah algoritma untuk citra biner telah berkembang
dengan baik dan waktu pemrosesan lebih cepat karena jumlah bit
untuk tiap pikselnya lebih sedikit.
3.Citra YCbCr
YCbCr merupakan standar internasional bagi pengkodean digital
gambar televisi yang didefinisikan di CCIR Recommendation. Y
merupakan komponen luminance, Cb dan Cr adalah komponen
chrominance. Pada monitor monokrom nilai luminance digunakan untuk
merepresentasikan warna RGB, secara psikologis ia mewakili
intensitas sebuah warna RGB yang diterima oleh mata. Chrominance
merepresentasikan corak warna dan saturasi (saturation). Nilai
komponen ini juga mengindikasikan banyaknya komponen warna biru dan
merah pada warna. YCbCr (256 level) dapat diperoleh dari RGB 8
bit dengan menggunakan rumus berikut:
Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B
Cb = -0.1687 R – 0.3313 G + 0.5 B + 128
Cr = 0.5 R – 0.4187 G – 0.0813 B + 128
Sedangkan untuk konversi YCbCr ke RGB dapat dilakukan dengan rumus:
R = Y + 1.402 (Cr-128)
G = Y – 0.34414 (Cb-128) – 0.71414 ( Cr – 128)
B = Y + 1.772 (Cb – 128)
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan dekomposisi citra RGB ke dalam komponen luminance dan chrominance-nya.
C. Berdasarkan jenisnya, citra digital dapat dibagi menjadi 3 (Sutoyo, 2009), yaitu:
1. Citra Biner (Monokrom)
Memiliki 2 buah warna, yaitu hitam dan putih. Warna hitam bernilai 1
dan warna putih bernilai 0. Untuk menyimpan kedua warna ini dibutuhkan 1
bit di memori. Contoh dari susunan piksel pada citra monokrom adalah
sebagai berikut:
2. Cita Grayscale (skala keabuan)
Citra grayscale mempunyai kemungkinan warna hitam untuk nilai minimal
dan warna putih untuk nilai maksimal. Banyaknya warna tergantung pada
jumlah bit yang disediakan di memori untuk menampung kebutuhan warna
tersebut. Semakin besar jumlah bit warna yang disediakan di memori, maka
semakin halus gradasi warna yang terbentuk. Contoh:
skala keabuan 2 bit… jumlah kemungkinan 22 = 4 warna
Jadi,, kemungkinan warna 0 (minimal) sampai 4 (maksimal)
3. Citra Warna (true color)
Setiap piksel pada citra warna mewakili warna yang merupakan
kombinasi tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (RGB = Red,
Green, Blue). Setiap warna dasar menggunakan penyimpanan 8 bit = 1 byte
(nilai maksimum 255 warna), jadi satu piksel pada citra warna diwakili
oleh 3 byte.
Pengolahan citra digital adalah salah satu bentuk pemrosesan informasi
dengan inputan berupa citra (image) dan keluaran yang juga berupa citra
atau dapat juga bagian dari citra tersebut. Tujuan dari pemrosesan ini
adalah memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia
atau mesin computer. Operasi-operasi pada pengolahan citra digital
secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Perbaikan kualitas citra (image enhancement), contohnya
perbaikan kontras gelap/terang, penajaman (sharpening), dan perbaikan
tepian objek (edge enhancement)
2. Restorasi citra (image restoration), contohnya penghilangan kesamaran (deblurring)
3. Pemampatan citra (image compression)
4. Segmentasi citra (image segmentation)
5. Pengorakan citra (image analysis), contohnya pendeteksian tepi objek (edge enhancement) dan ekstraksi batas (boundary)
6. Rekonstruksi citra (image recronstruction)
Referensi:
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=824:pengolahan-warna&catid=18:multimedia&Itemid=14
http://www.wu.ece.ufl.edu/courses/eel6562f06/index.htm
http://kunankilalank.wordpress.com/2011/03/05/konsep-dasar-pengolahan-citra-digital/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1803946-pengolahan-citra-image-processing/#ixzz1g9DDDXGP
Jumat, 11 Januari 2013
Pengolahan Citra Digital
18.33
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar